Beberapa hari mulai 10 Dzulhijjah dan hari tasyrik (11, 12 dan 13 Dzuhijjah) takbir masih menggema di seantero muka bumi sebagai bentuk syukur dan pengagungan seorang hamba kepada Allah SWT.
Alhamdulillaah… SIT Aliya di tahun 1438 H dipercaya menerima, memotong dan menyalurkan hewan qurban berupa hewan sapi (2 ekor) dan kambing (6 ekor). Pemotongan hewan qurban dilaksanakan pada hari Sabtu 2 Sept 2017 pkl. 07.00 s/d 12.00 WIB bertempat di samping area kantin, sedangan pencacahan dilakukan di area parkir motor. Daging pun didistribusikan kepada warga sekitar sekolah.
Pada hari Senin, 04 September 2018 seluruh siswa berkumpul di area masjid untuk mendengarkan tausiyah dari Ust. Zaenal dan Ust Abdul mengenai hikmah berkurban dan dilanjutkan menyaksikan secara langsung penyembelihan domba sebagai bentuk upaya “penyembelihan” rasa dengki, sombong, rasa kepemilikan, dan sifat-sifat buruk yang masih melekat dalam diri manusia.
Sebanyak 4 (empat) ekor domba sebagai sedekah yang selama ini terkumpul dari penggalangan dana infaq qurban selama 1 (satu) tahun. Siswa dan karyawan pun menikmati daging tersebut pada keesokan harinya saat jam makan siang.
Sedikitnya ada banyak hikmah dalam ibadah kurban. Pertama, setiap helai bulu hewan kurban akan dibalas satu kebaikan. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap satu helai rambut hewan kurban adalah satu kebaikan.” Lalu, sahabat bertanya, “Kalau bulu-bulunya?” Beliau menjawab, “Setiap helai bulunya juga satu kebaikan.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).
Kedua, sebagai ibadah yang paling dicintai oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada Hari Raya Idul Kurban yang lebih dicintai Allah melebihi dari mengucurkan darah (berkurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan itu akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu-bulunya”.
Ketiga, sebagai ciri keislaman seseorang. Rasul SAW bersabda, “Barang siapa yang mendapati dirinya dalam kelapangan lalu ia tidak mau berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Id kami.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).
Keempat, sebagai syiar Islam. “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” (QS al- Hajj [22]: 34).
Kelima, mengenang ujian kecintaan Allah kepada Nabi Ibrahim (QS ash- Shaffat [37]: 102-107).
Keenam, sebagai misi kepedulian kepada sesama. Dalam hal ini, Rasul SAW bersabda, “Hari Raya Kurban adalah hari untuk makan, minum, dan zikir kepada Allah SWT.” (HR Muslim). Jika nilai-nilai ibadah kurban ini terus digali, diselami, dan diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, niscaya akan dapat mengantarkan kepada kehidupan yang lebih baik. Wallahu a’lam. (http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/17/08/21/ov13gc313-5-hikmah-berkurban)
Semoga Allah SWT menganugrahkan keshalihan Nabi Ibrahim & keikhlasan Nabi Ismail kepada kita semua, agar kita bisa mengaplikasikan dalam kehidupan kita…
Semoga kita tidak merendahkan & menghinakan orang lain dengan harta, jabatan & gelar yang kita miliki ….. Karena di-hadapan Allah hanya ketaqwaan & amalan kita yang diterimaNya…
Aamiin yra….